Kamis, 25 September 2014
Teknik
Tolak Peluru Gaya Membelakangi (O'Brien)
Pada posting terdahulu telah
dijelaskan teknik tolak peluru gaya menyamping atau gaya ortodoks, kali ini
akan kita bahas teknik tolak peluru gaya membelakangi (o'brien). Teknik tolak
peluru gaya membelakangi (o'brien) atau sering disebut juga gaya tolak punggung
merupakan gaya tolak peluru yang banyak dilakukan oleh atlit, karena
tolak peluru gaya membelakangi (o'brien) lebih menguntungkan dibandingkan
dengan gaya ortodoks. Keuntungan dari gaya o'brien adalah jalur awalan lebih
panjang sehingga menambah kecepatan awalan, hal ini dapat menjadikan daya
luncur peluru lebih cepat dan ini berarti kemungkinan jarak tempuh akan semakin
jauh.
Teknik memegang peluru gaya membelakangi (o'brien)
Ada 3 macam teknik memegang peluru, yaitu:
Teknik memegang peluru gaya membelakangi (o'brien)
Ada 3 macam teknik memegang peluru, yaitu:
- Jari-jari direnggangkan, jari kelingkin ditekuk dan
berada di samping peluru, gunanya untuk membantu menahan peluru agar tidak
mudah tergeser dari tempatnya. Pegangan ini digunakan untuk atlet yang
mempunyai jari-jari kuat dan panjang.
- Jari-jari merapat di belakang peluru, ibu jari dibuka
ke samping sedangkan jari kelingking berada di samping peluru untuk
menahan peluru dan untuk menekan pada waktu peluru ditolakan.
- Seperti cara kedua, tetapi jari-jari agak direnggangkan
,kelingking diletakan di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak
peluru, ibu jari menahan geseran ke samping. pegangan cara ini digunakan
untuk atlet yang berjari-jari pendek.
Untuk lebih jelas lihat gambar
berikut:
Gb. Cara
memegang peluru
Teknik Tolak Peluru Gaya Membelakangi (O'Brien)
- Fase persiapan,
badan membelakangi sektor tolakan atau daerah tolakan, berat badan berada
di atas tungkai kanan. Sambil merendahkan badan, angkat tumit dari tungkai
penopang, sementara tungkai belakang di angkat sedikit ke belakang atas.
Selanjutnya tekuk tungkai penopang hingga kedua tungkai tertekuk dan
posisi badan menjadi lebih rendah dan membungkuk ke depan.
- Fase Meluncur, luruskan
tungkai kanan dengan cara menolak atau menghentakan telapak kaki dan tunit
ke lantai dan bersamaan dengan gerakan ini, tungkai kiri ditendangkan
dengan kuat ke arah balok stop. Gerakan persendian di atas dapat
mempertahankan suatu keseimbangan tubuh, yang menandai suatu luncuran kaki
kanan meninggalkan lantai, seraya dengan cepat ditarik ke posisi bawah
badan, tepat di titik pusat lingkaran sambil tungkai kiri hampir serempak
menjangkau lantai dekat ke arah balok stop dan sedikit ke arah kiri garis
lapangan/sektor tolakan. Kedua kaki mendarat dengan telapak kaki sementara
badan tetap membungkuk, sambil kedua bahu dan kepala tetap membelakangi
arah tobadan dipusalakan, titik berat badan dipusatkan di tungkai kanan.
- Fase Akhir, fase
ini dimulai dengan pemutaran kaki kanan dan lutut ke depan dan dilanjutkan
dengan pelurusan kedua tungkai. Pinggul digeser menyamping, berat badan di
antara kedua kaki. Bahu kiri dibuka ke depan dan bahu kanan diangkat dan
diputar ke kiri, badan dibawa ke atas sedikit membusur dan gerakan ini
didahului oleh gerakan putaran bagian bawah badan.
- Tolakan,
seentara bahu dan lengan kanan mendorong peluru ke depan dan bahu kiri
meneruskan gerakannya ke depan sejauh mungkin. Tolakan diselesaikan ketika
bertumpu di tungkai kiri dalam keadaan lurus sambil tangan memberi
dorongan terakhir pada peluru. Pada saat ini hentikan laju badan ke depan
melalui pergantian kaki, tungkai kiri bergerak ke belakang dan tungkai
kanan bergerak ke depan, berat badan dipindahkan ke tungkai kanan dan
badan ditutunkan ke arah bawah.
Label: Penjaskes
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar