Sabtu, 30 November 2013
Rumus
Kimia/Rumus Molekul Zat-zat Sekitar Kita
|
||
Nama Zat/ Benda
|
Rumus Kimia
|
Keterangan
|
Air
|
H2O
|
Air
|
Air Kapur
|
Ca(OH)2
|
Kalsium Hidroksida
|
Air raksa
|
Hg
|
Raksa (Hidragyrum)
|
Amonia/ Amoniak
|
NH3
|
Amonia
|
Asam amino
|
C2H5NO2
|
Asam 2-aminoetanoat (jenis asam amino dasar)
|
Asam Askorbat
|
C6H8O6
|
Asam Askorbat (Vitamin C)
|
Asam Benzoat
|
C7H6O2 atau C6H5COOH |
Asam Benzoat
|
Asam Folat
|
C19H19N7O6
|
Asam Folat
|
Asam Fosfat
|
H3PO4
|
Asam Fosfat
|
Asam Karbonat
|
H2CO3
|
Asam Karbonat
|
Asam Laktat
|
C3H6O3
|
asam 2-hidroksipropanoat
|
Asam Malat
|
C4H6O5
|
Biasa terdapat di Buah Apel
|
Asam Nitrat
|
HNO3
|
Untuk pembuatan bahan
peledak
|
Asam Oskalat
|
H2C2O4
|
nama lainnya asam
etanadioat
|
Asam Salisilat
|
C7H6O3
|
obat kulit dan jerawat
|
Asam Sitrat
|
C6H8O7
|
banyak terkandung dalam buah
jeruk
|
Aspirin
|
C9H8O4
|
obat analgesik
|
Bauksit
|
Al2O3.2H2O
|
-
|
Belerangv
|
S
|
belerang
|
Benzena
|
C6H6
|
Bezena
|
Besi
|
Fe
|
Ferum
|
Boraks
|
Na2B4O7·10H2O
|
natrium tetraborat
dekahidrat
|
Cuka
|
CH3COOH
|
Asam Asetat
|
Emas
|
Au
|
Aurum
|
Es Kering
|
CO2(s)
|
Karbon Dioksida Kering
|
Formalin
|
H2CO
|
Formaldehida
|
Fruktosa
|
C6H12O6
|
merupakan senyawa isomer
dari glukosa
|
Garam Dapur
|
NaCl
|
Natrium Klorida
|
Garam Inggris
|
MgSO4.7H2O
|
-
|
Glukosa
|
C6H12O6
|
-
|
Hidrogen
|
H2
|
-
|
C60
|
merupakan Alotrop dari
Karbon
|
|
Kafein
|
C8H10N8O2
|
banyak terdapat dalam kopi
|
kalsium karbonat
|
CaCO3
|
bahan pembuatan pasta gigi
|
Kaporit
|
Ca(ClO)2
|
disinfektan
|
Kapur
|
CaCO3
|
Kalsium Karbonat
|
Karbohidrat
|
(CH2O)n
|
monomer karbohidrat
|
Kloroform
|
CHCl3
|
Bahan Pembius
|
Lemak
|
C17H33COOH
|
Asam oleat (jenis asam
lemak)
|
Metana
|
CH4
|
Metana
|
Minyak Tanah
|
CnH2n+2,
dengan 8<n<15 |
senyawa alkana
|
MSG (Monosodium Glutamat)
|
C5H8NNaO4
|
Bahan Penyedap
|
Natrium Benzoat
|
C6H5COONa
|
Bahan Pengawet
|
Ozon
|
O3
|
-
|
Perak
|
Ag
|
Argentum
|
Protein
|
NH2—CH2CO2H
|
Glisin (jenis asam amino
sederhana)
|
Soda Api
|
NaOH
|
disebut juga soda kaustik
|
Soda Kue
|
NaHCO3
|
-
|
Sodium
|
Na
|
Natrium (nama lain sodium)
|
Sukrosa
|
C12H22O11
|
-
|
Tawas
|
KAl(SO4)2·12H2O
|
pembunuh kuman
|
Tembaga
|
Cu
|
Cuprum
|
Urea
|
(NH2)2CO
|
Urea
|
Vitamin C
|
C6H8O6
|
= Asam askorbat
|
Peta Konsep
Peta Konsep Asam Basa Garam
A. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin
acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam
asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat
kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein
di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Rasa pahit
merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.
Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya.
Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi
karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk
mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan
indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam,
basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.
1. Asam
Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai
bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius,
asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa
sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu
mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang
bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun
anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.
Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi
dengan berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara
asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat
dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).
Tabel beberapa contoh asam
Tabel Asam Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2
golongan, yaitu asam organik dan asam anorganik.
Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak
terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat
dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam anorganik banyak
digunakan di berbagai kebutuhan manusia.
Buah yang bersifat Asam
2.Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal
padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat
maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan
dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu,
semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk
memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata
hidroksida.
Tabel beberapa contoh Basa
Tabel Basa Kehidupan Sehari-hari
Perbedaan Sifat Asam dan Basa
Perbedaan Sifat Asam Basa
3. Garam
Orang mengalami sakit perut disebabkan asam
lambung yang meningkat. Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid.
Antacid mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan,
seperti asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam
direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion
OH- dari basa membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (ℓ)
Asam
Basa
Air
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam
dengan basa disebut reaksi penetralan.
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion
yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka
ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut
dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi
asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa
garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
Asam + Basa —> Garam + Air
Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium
klorida + air
HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (ℓ)
Asam
Basa
Garam
Air
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat
asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa
penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat
bersifat netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang
berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam,
contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Tabel beberapa contoh garam
Tabel Garam Kehidupan Sehari-hari
4. Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat
Elektrolit
Ketika seseorang mencari ikan dengan
menggunakan ”setrum” atau aliran listrik yang berasal dari aki, apa yang
terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri arus listrik itu dicelupkan
ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar ujung alat itu
terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.
Apakah air dapat menghantarkan listrik?
Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik
yang buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam
air maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam
air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan
larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam
klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan
nonelektrolit. Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea.
Untuk mengetahui suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit.
Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan
dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana
yang berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk
mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik.
B. Identifikasi Asam, Basa, dan Garam
Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang
bersifat asam, basa, maupun netral. Cara menentukan sifat asam dan basa larutan
secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah
indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda
dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam,
basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau
indikator alami.
Berikut adalah beberapa cara menguji sifat
larutan.
1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan
basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu
lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah
dan dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
Identifikasi Kertas Lakmus
2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa
Menggunakan Indikator Alami
Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau
basa suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna
atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis
ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari
bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
Indikator Alami
Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah
sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis
adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi
dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka
dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi
cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah
warna dari ungu menjadi biru kehitaman.
C. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan
1. Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan suatu asam atau basa tergantung
bagaimana senyawa tersebut dapat diuraikan menjadi ion-ion dalam air.
Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air disebut
ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam
larutan merupakan asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau
basa yang hanya terionisasi sebagian merupakan asam lemah atau
basa lemah.
Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka
dapat dilakukan percobaan sederhana. Perhatikan nyala lampu
saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu
redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya
apabila nyala lampu terang berarti larutan tersebut tergolong asam
atau basa kuat.
Uji Kekuatan Asam Basa
Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang
sama menghantarkan listrik yang berbeda. Nyala lampu pada Gambar
(a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji berupa asam lemah
atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang, menandakan
bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.
2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan
pOH)
Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu
larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam
larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat
kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan konsep pH
untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan
negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika
dinyatakan dengan persamaan
pH = – log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat
dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide)
dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = – log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan
dengan skala 0—14.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu
larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH = 14 – 5 = 9. Harga pH untuk
beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan sehari-hari
dinyatakan dalam Tabel.
Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat
Tabel pH
3. Menentukan pH Suatu Larutan
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat
ditentukan menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan
indiaktor, dan pH meter.
a. Indikator Universal.
Indikator universal merupakan campuran dari
bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari
perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang
berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap
kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna.
Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan
peta warna yang tersedia.
Indikator Universal
c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis
larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH
kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7
warnanya menjadi kuning.
Larutan Asam Basa
Larutan Indikator
Contoh indikator cair lainnya adalah indikator
fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak
berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.
d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga
menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang
akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH
larutan.
pH meter digital
PH meter elektronik
Label: FISIKA
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)